SIDIKALANG – GKPPD mengadakan pembinaan Guru Kuria GKPPD di Sentrum GKPPD, pada Sabtu (18/06/2022), dengan Pembicara Dr. Sukanto Limbong, S. Th (Dosen Perjanjian Lama STT HKBP). Pembinaan  diawali dengan ibadah pembuka pukul 09.00 WIB, dengan pengkhotbah Kepala Departemen Marturia, Pdt. Derifai Limbong, S. Th. Acara resmi dibuka oleh BISHOP GKPPD, Pdt. P. Abednego Padang BTh, Mth dan ditutup oleh Sekretaris Jenderal GKPPD, Pdt. Johnson Anakampun, S. Th, MM pada pukul 16.00 WIB. Pembinaan dilakukan sebanyak 2 sesi.

Di sesi pertama, Pdt. Sukanto Limbong, S. Th menjelaskan mengenai Spiritualitas Pelayanan Penatua di tengah guncangan Era Digital. Masalah utama di era digital ini bukan pada pemakaian teknologinya, seperti gadget, boleh tidaknya memakai aplikasi Alkitab di Gereja, perlu tidaknya memakai slide powerpoint di ibadah Gereja, tetapi pada perubahan sikap manusia, perubahan cara pendangnya, relasinya bahkan penghayatan akan Tuhan di era digital ini. Kondisi seperti ini memerlukan kehadiran penatua bersama keluarga di garis terdepan dalam melayani Tuhan di jemaat, keluarga dan masyarakat

Tahbisan dalam tradisi gereja serumpun dengan GKPPD dipahami sebagai Tugas yang Diembankan Khusus, maka tahbisan penatua adalah pekerjaan yang diberikan khusus oleh Allah kepada seorang penatua, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, dan hanya dapat dilakukan sebatas tugas yang diberikan kepadanya. Dari semua tahbisan Gereja, semua tahbisan tersebut dipahami bersumber dari Allah, meski proses pemanggilan penatua tidak melalui pendidikan formal di lembaga teologi. Dalam agenda GKPPD telah dituliskan 7 tugas pokok penatua.

Di sesi kedua, Pdt. Sukanto Limbong, S. Th tetap semangat dan energik menjelaskan mengenai Petunjuk Teknis Mulai dari Persiapan sampai Penyampaian Firman Tuhan sebagai Guru Kuria. Dalam agenda GKPPD bagian doa peseta reformasi, tertulis “Kono ngo memilih PasulakenMu simerembahken Sukuten keluahen I bai nami”. Artinya Allah lah yang menginisiai pemberitaan Firman itu sendiri. Bukan kita yang mengutus diri kita sendiri, tetapi Tuhanlah yang mengutus hambaNya.

Khotbah dipusatkan pada Firman sejak awal. Pengkhotbah tidak berbicara atas dirinya sendiri, melainkan beranjak dari nas Firman Allah, kembali kepada Firman Allah dan terikat dengan Firman Allah.

Khotbah harus aplikatif. Khotbah GKPPD tidak dirancang untuk sekedar menyenangkan pendengar, tetapi elemen utama khotbah adalah (1) Menasihati (2) Mengingatkan (3) Menghibur. Namun diatas semuanya itu khotbah harus dekat dengan “Simasa”, apa yang dialami dan terjadi pada jemaat di kehidupannya sehari-hari.

Setelah selesai menjelaskan di sesi pertama dan kedua, Pdt, Sukanto Limbong, S. Th memberikan kesempatan kepada 3 orang Peserta untuk bertanya. Setiap orang yang memberikan pertanyaan, Pdt. Sukanto Limbong, S. Th memberikan sebuah buku yang ditulis oleh dirinya sendiri, yang berjudul “Guru Peter Naiborhu”. Beliau mengatakan buku tersebut tidak untuk diperjual belikan.

Bagikan Postingan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *